BITUNG, Fokuslinenewa.com — Suasana di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bitung tengah memanas pasca-penunjukan struktur kepengurusan baru yang dikomandoi Adrianus Robert Pusungunaung sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua, Ferry Mamangkey sebagai Plt Sekretaris, dan Yappi Yakobus Letto sebagai Bendahara. Penunjukan ini resmi diumumkan pada Selasa, 29 April 2025, dan langsung memantik respons keras dari sejumlah pihak yang dinilai tak rela kehilangan panggung.
"Bukan kehilangan jabatan, karena sejak awal jabatan itu sudah tidak sah," tegas Adrianus, wartawan senior yang dikenal tajam dalam peliputan hukum dan kriminal, Kamis (1/5/2025). Ia menyebut gejolak yang terjadi sebagai drama klasik oknum yang sulit menerima perubahan, sambil menyindir keras narasi-narasi yang berkembang sebagai “kabar bohong yang tak perlu ditanggapi—biar capek sendiri!”
Penataan ulang ini ternyata bukan hanya terjadi di Bitung, melainkan bagian dari langkah besar PWI Pusat dalam merapikan struktur di 15 kabupaten/kota se-Sulawesi Utara. Adrian menegaskan bahwa pengurus lama tidak menunjukkan loyalitas terhadap mandat organisasi pusat.
“Kalau tidak tunduk pada instruksi PWI Pusat, ya jangan kaget kalau diganti. Ini organisasi profesi, bukan ormas liar,” katanya lantang.
Konflik semakin mencuat saat Adrian mengungkap adanya manipulasi informasi dari situs web resmi PWI yang masih dikelola oleh pendukung Hendry Ch. Bangun, mantan Ketua Umum yang telah dicopot berdasarkan SK Dewan Kehormatan PWI tertanggal 16 Juli 2024.
"Jangan heran kalau websitenya masih menyebar hoaks. Kami sudah laporkan. PWI Pusat nanti yang tetapkan situs resminya. Yang sekarang? Anggap saja blog pribadi," ujarnya sambil tersenyum geli.
PWI Pusat sendiri telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No. 134-PGS/A/PP-PWI/II/2025 yang mencabut kepemimpinan Voucke Lontaan dan Merson Simbolon dari pucuk pimpinan PWI Sulut. Sebagai pengganti, Vanny Loupatty ditunjuk sebagai Ketua dan Ardison Kalumata sebagai Sekretaris. Langkah ini mengantarkan lahirnya SK No. 016/SK.PWI-SULUT/IV/2025 yang secara sah menempatkan Adrianus dan timnya sebagai pemegang kendali PWI Bitung.
Vanny Loupatty menegaskan bahwa langkah ini bukan untuk menjatuhkan siapa pun, melainkan mengembalikan marwah organisasi. “Ini soal garis komando. PWI bukan lapak bebas opini. Kalau tidak mau tunduk, ya silakan bikin organisasi sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Adrianus mengimbau seluruh anggota PWI Bitung untuk tetap solid dan tak terprovokasi. “Yang diberhentikan hanya tiga posisi kunci. Anggota tetap aktif. Yang KTA-nya mati, silakan lapor. Yang ingin gabung, kami terbuka—tapi selektif. PWI bukan panggung komedi, tapi rumah profesional wartawan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Adrian melontarkan kalimat satir namun sarat makna: “Kita bukan sekadar wartawan, tapi penjaga etika informasi. Jadi tolong, jangan ikut-ikutan jadi badut digital hanya karena sakit hati tak lagi jadi pejabat.”
Cia R
0 comentários:
Posting Komentar