Jakarta, 3 Oktober 2025, Fokuslinenews.com — Dua organisasi antikorupsi, Corruption Investigation Committee (CIC) dan Komite Masyarakat Transparansi (KMT), mengecam keras konten media sosial yang menuduh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menerima aliran dana Rp25 miliar per bulan terkait kasus blending BBM Pertamina.
Ketua Umum DPP CIC, Raden Bambang SS, menilai tudingan tersebut tidak berdasar, irasional, dan bernuansa fitnah politik. Ia menduga ada pihak tertentu yang sengaja menggiring isu untuk merusak reputasi Irjen Karyoto menjelang bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
“Kami mengutuk keras konten fitnah di TikTok dan Instagram yang menyeret nama Irjen Karyoto. Tuduhan itu tidak masuk akal dan jelas bermotif menjatuhkan integritas beliau,” tegas Raden Bambang, Jumat (3/10).
Raden menyoroti ketidaklogisan tudingan tersebut. Menurutnya, kasus blending BBM yang disebut terjadi di Papua dan Sumatera Selatan tidak memiliki kaitan dengan wilayah hukum Polda Metro Jaya.
“Apa korelasinya dengan Kapolda Metro? Jelas tidak logis. Ini upaya kotor untuk menggiring opini publik,” ujarnya.
Ia juga mendesak Direktorat Siber Polda Metro Jaya segera menelusuri dan menindak penyebar informasi bohong tersebut demi meredam kegaduhan publik.
“Silakan berkreasi di media sosial, tapi jangan ngawur. Fitnah seperti ini harus diusut dan pelakunya dipermalukan di ruang publik,” tandasnya.
Sikap serupa disampaikan Ketua Presidium KMT, Abu Yazid, yang menilai serangan fitnah terhadap Irjen Karyoto merupakan upaya sistematis untuk mengacaukan opini publik dan menghambat peluang karier sang jenderal.
“Irjen Karyoto punya rekam jejak kuat sebagai Deputi Penindakan KPK hampir tiga tahun dan hampir dua tahun memimpin Polda Metro Jaya. Ia berpotensi besar masuk bursa calon Kapolri,” kata Abu Yazid.
Menurutnya, dalang penyebar fitnah sengaja menciptakan kegaduhan agar dukungan terhadap Karyoto melemah di mata Presiden dan publik.
“Ini manuver busuk yang patut dikutuk. Fitnah seperti ini bukan hanya menyerang individu, tapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri,” tegasnya.
(Ferdiansyah)
0 comentários:
Posting Komentar