GORUT, Fokuslinenews.com — Aksi damai yang digelar Aliansi Masyarakat Peduli Gorontalo Utara di depan Gedung DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Senin (13/10/2025), memantik kritik terhadap salah satu anggota dewan.
Aktivis lokal Andi Buna menyesalkan sikap Ketua Komisi III DPRD Gorut, Dheninda Chaerunnisa, yang dianggap tidak mencerminkan etika seorang wakil rakyat saat massa menyampaikan aspirasi.
Dalam aksi tersebut, aliansi masyarakat menyoroti dua persoalan utama: dugaan praktik percaloan dalam rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Pemkab Gorut, serta tuntutan penyesuaian upah karyawan setara UMP Gorontalo.
Namun, di tengah penyampaian aspirasi itu, Andi menilai sikap Ketua Komisi III justru memperlihatkan gestur yang tidak menghormati massa aksi.
“Beliau tampak menanggapi orasi dengan mimik wajah mengejek. Itu sikap yang tidak pantas bagi pejabat publik. Wakil rakyat seharusnya mendengar, bukan meremehkan,” tegas Andi.
Ia mengingatkan, tindakan semacam itu tidak hanya mencederai etika, tetapi juga dapat memicu ketegangan di lapangan.
“Demonstrasi adalah ruang sah rakyat untuk berbicara. Kalau wakil rakyat menunjukkan sikap melecehkan, sama saja menutup ruang demokrasi,” ujarnya.
Lebih jauh, Andi menekankan pentingnya para pejabat publik memahami etika komunikasi dan nilai-nilai demokrasi, agar tidak terkesan anti-kritik.
“Wakil rakyat seharusnya terbuka terhadap kritik. Adab dalam merespons aspirasi itu penting agar perjuangan rakyat tidak dianggap remeh,” tambahnya.
Selain soal etika, Andi juga menyoroti munculnya sejumlah oknum tak dikenal yang ikut masuk ke barisan demonstran saat terjadi dialog panas dengan pihak DPRD.
“Kami datang untuk berdialog, bukan berhadapan dengan orang yang tidak jelas kapasitasnya. Kehadiran mereka malah memperkeruh suasana,” jelasnya.
Menurutnya, keberadaan pihak luar tersebut mengacaukan fokus tuntutan dan berpotensi memprovokasi situasi yang semula kondusif.
“Aksi kami resmi, ada pemberitahuan ke Polres Gorut. Tapi justru muncul pihak lain yang tidak diundang dan menimbulkan gesekan,” ujar Andi.
Ia menutup dengan harapan agar insiden seperti ini tidak terulang dalam aksi-aksi masyarakat berikutnya di Gorontalo Utara.
“Aparat sebaiknya mengamankan pihak luar yang mencoba mengacau, bukan massa aksi yang sah. Itu penting untuk menjaga kondusivitas,” pungkasnya.
(Red/ CR)
0 comentários:
Posting Komentar